Satu mimpi buatku, tentang bentuk yang pudar warna. Aku meradang saat kerontang dadaku merambak seluruh, sedang asap itu mengepul dari titik didihku ke langit perak …
Mata rantai pun berceraian, sebuah jawab menjadi duri di dada. Kau terbawa khayali jika seringai itu terartikan lain -padahal siasat dan nasihat mereka bermuara pada benda-benda …
Aku berkata, “Kau yang hilang huruf-huruf! Cukuplah air mata yang mewakili wujud nestapa … bukan ucapan yang tak santun dan bekunya karya cipta! Biar kukunyah saja kasih sayang dari bibirmu, lalu kupapah semangatmu menyeruak belantara durja dan pundak-pundak nestapa!”
Tapi kau senyap di titik bekumu yang berasap … -sedang makna-makna pada lesap di belukar bahasa …
Bandung, 20 februari 2011
–HENDRA WIBAWA IBN TATO WANGSA WIDJAJA—
sedikit ada masa saat huruf tak berarti apa-apa, saat kata tak lagi bermakna..jadi kadang, lesap pastilah ada..*baru baca..:P :Pketinggalan kereta..
oh, langsung jadi buku saja, ya …pasti lebih sibuk lagi …tapi jangan lupa menyisakan tulisanmu untuk mp, ya … he he he …
itu cover buku antologi puisi, ya …gambarnya bagus dan menarik … he he he …
kadang huruf-huruf hanya seperti deretan abjad saja, ya … bisa dikatakan tapi tak bisa dimaknai … he he he …
iya ya cuman yg ini penuh dengan hasil karya mu dan firman berdua…………………
nah, harta karunmu sudah banyak, teman …cukup untuk menutupi kos kehidupan di Singapore … he he he …
nice bang…
Horeeee …! Ada si M0m0n …!Tangkaaaaapppp …!he he he …
mas bisa aja heee heeee heeee………
bisa-bisanya saja, teman … he he he …
Aduhhhhhh ayo ajari saya 🙂
he he he …ini hanya sekadar menulis saja, Elok …
saya juga sedang belajar menulishahahhahaha :)tapi selalu tak pernah percaya diri
harus percaya kepada diri sendiri …kalau pun diri berdusta atau berbuat salah, segeralah nasihati oleh diri sendiri juga … he he he …
hahhahahaha :)makasih