Kau bersambang dengan hati bersuluk tasawuf. Tak ada yang kudengar darimu selain mersik khayalmu yang melafalkan rajah-rajah orang yang mabuk. Tahafut-lah makrifatmu sebagaimana akal para pengusung falasifah. Kelam dan menyesatkan …
Aku berkata, “Kau dan cinta, wahai Sufi! Tiada beda ibarat gagak dan bangkai! Berapa lama kau meringkaikan jantungmu dari basahnya ilmu? Begitu kabur arah mata angin di kegelapan manhaj-mu, sementara dahaga itu nyaris membinasakan akalmu!”
Bandung, 25 september 2011
–HENDRA WIBAWA IBN TATO WANGSA WIDJAJA—
mungkin karena warnanya hitam dan suaranya yang serak …untung saja dia tang pesan bajigur … he he he …
hehhee…auranya seraamm..iyaah, untung dia gak doyan bajigur 😀
dan ternyata dia itu senang makan bangkai … he he he …
naah, mungkin karena itulah yg membuat dia jadi seraam..
sepertinya begitu, Amirah … he he he …
suka kalimat ini
*tersenyum … he he he …
Firman kemari membaca ya mas hendra………….
senang sekali dengan kunjunganmu, temanku semut dunia … he he he …
fajar ketinggalan euy
wah, akhirnya Fajar datang juga … he he he …silakan langsung dicicipi es teh manisnya … qeqeqe …
aku juga ketinggalan.absen terakhir heheheterimakasih kak Hen.Kebetulan di Sukabumi lingkungan Sufi.
wah, Zaki berhasil mengejar bus … he he he …