مائة فتوى للشيخ مشهور بن حسن آل سلمان -حفظه الله
السئال (٦٩): أيهما أفضل عند دخول المسجد: السلا على من في المسجد أم الانشغال بالصلاة أولاً؟
Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman –hafizhahullah– ditanya:
Mana yang lebih utama ketika memasuki masjid, mengucapkan salam kepada orang yang ada di masjid ataukah mendahulukan shalat (tahiyah al-masjid)?
الجواب : بلا شك أن الأفضل عند دخول المسجد أن ينشغل الإنسان أولاً بتحية المسجد ثم بعد أن يصلي تحية المسجد يلقي السلام على من فيه.
وقد استنبط ابن القيم ذلك من حديث المسيء صلاته، فإنه ذهب فصلى ثم رجع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال له : السلام عليكم ، فقال ابن القيم : فيحسن بالمصلي أن يبدأ أولاً بتحية المسجد ثم بعد ذلك يقبل على الناس بالسلام.
لكن إن واجهك أخاك فابدأه بالسلام لكن لا تتقصد أن تبدأ الناس بالسلام قبل تحية المسجد، فإنه الأقرب للسنة ، والله أعلم.
Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman –hafizhahullah– menjawab:
Tidak ragu lagi bahwa yang lebih utama ketika memasuki masjid adalah dengan mendahulukan shalat tahiyah al-masjid. Setelah selesai shalat tahiyah al-masjid, barulah mengucapkan salam kepada orang yang ada di dalam masjid.
Imam Ibn al-Qayyim ber-istinbath demikian berdasarkan hadits “orang yang buruk shalatnya”, orang tersebut shalat (dulu) kemudian mendatangi Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan berkata kepada beliau, “Assalamu ‘alaikum.”
Ibn al-Qayyim berkata, “Maka sebaiknya bagi seseorang untuk memulai dengan shalat tahiyah al-masjid, kemudian setelah itu menghampiri orang-orang (di masjid) sambil berucap salam.”
Akan tetapi jika kau berhadapan muka dengan saudaramu (saat masuk masjid), maka awalilah dengan salam (kepadanya). Hal itu bukan berarti kau bermaksud mendahulukan salam kepada orang-orang (di masjid) sebelum tahiyah al-masjid, namun karena hal itu lebih dekat kepada Sunnah, wallahu a’lamu …
*
**
Catatan dari saya:
[1] hadits “orang yang buruk shalatnya” yang dimaksud oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman adalah hadits berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رجلاً دخل المسجد، ورسول الله صلى الله عليه وسلم جالس في ناحية المسجد، فصلى ثم جاء فسلم عليه، فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم: (وعليك السلام، ارجع فصل فإنك لم تصل). فرجع فصلى ثم جاء فسلم، فقال: (وعليك السلام، فارجع فصل، فإنك لم تصل). فقال في الثانية، أو في التي بعدها: علمني يا رسول الله، فقال: (إذا قمت إلى الصلاة فأسبغ الوضوء، ثم استقبل القبلة فكبر، ثم اقرأ بما تيسر معك من القرآن، ثم اركع حتى تطمئن راكعاً، ثم ارفع حتى تستوي قائماً، ثم اسجد حتى تطمئن ساجداً، ثم ارفع حتى تطمئن جالساً، ثم اسجد حتى تطمئن ساجداً، ثم ارفع حتى تطمئن جالساً، ثم افعل ذلك في صلاتك كلها).
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu– bahwasanya seorang laki-laki memasuki masjid, sementara Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– sedang duduk di sudut masjid. Laki-laki itu mengerjakan shalat, lalu (setelah shalat) dia mendatangi Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– sambil mengucapkan salam. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– berkata kepadanya, “Wa ‘alaika as- salam. Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum mengerjakan shalat!” Laki-laki itu pun kembali dan mengulangi shalatnya. Setelah shalat, dia datang lagi sambil mengucapkan salam. Beliau bersabda, “Wa ‘alaika as-salam. Kembalilah dan ulangi shalatmu karena kamu belum mengerjakan shalat!” Laki-laki itu berkata pada kali yang kedua atau yang setelahnya, “Beri tahu aku shalat (yang benar), wahai Rasulullah!” Beliau pun bersabda, “Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudu, lalu menghadaplah ke arah Kiblat, kemudian bertakbirlah. Setelah itu bacalah apa yang mudah bagimu dari al-Quran, kemudian rukuklah hingga kamu tukmaninah. Setelah itu bangkitlah hingga kamu berdiri tegak, lalu sujud hingga kamu tukmaninah. Setelah itu angkatlah kepalamu dari sujud hingga kamu duduk dengan tukmaninah, kemudian sujud hingga kamu tukmaninah dalam sujudmu, lalu angkat kepalamu dari sujud hingga kamu duduk dengan tukmaninah. Lakukanlah semua itu pada semua shalatmu!” (HR. al-Bukhari)
[2] seseorang berkata, “Cukup sering saya melihat orang yang menyepelekan shalat tahiyah al-masjid. Mereka memasuki masjid dan langsung duduk di depan suatu pengajaran (majelis ilmu) tanpa terlebih dulu melakukan shalat tahiyah al-masjid. Tak jarang pula saya melihat orang yang langsung duduk untuk berbincang dengan rekannya yang sudah berada di dalam masjid -atau langsung beristirahat di masjid (duduk/berbaring) tanpa melakukan shalat tahiyah al-masjid.”
قال الشيخ مشهور بن حسن آل سلمان: … ومن علامات الساعة ألا تعظم المساجد، فقد أخبر النبي صلى الله عليه وسلم أن من علامات الساعة أن تجعل المساجد طرقات، يدخل من باب ويخرج من آخر توفيراً للمسافات، ومن علامات الساعة أيضاً أن يجلس في المساجد دون صلاة الركعتين …
Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman –hafizhahullah– berkata, “… dan di antara tanda-tanda kiamat adalah tidak diagungkannya (hak) masjid. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengabarkan bahwa di antara tanda-tanda kiamat adalah menjadikan masjid sebagai jalan perlaluan, orang memasuki masjid dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain untuk menghemat jarak. Dan di antara tanda-tanda kiamat lainnya adalah duduk di masjid tanpa shalat dua rakaat terlebih dahulu ….”
Bandung, 24 Maret 2013
–HENDRA WIBAWA IBN TATO WANGSA WIDJAJA–
bb kapan hidup lagi? =p
sholat dulu baru salam 😀
bb belum menemukan mood-nya … ha ha ha …
BB-nya brenti?
BB belum diaktifkan lagi, Mas Syamsul …
BB-nya sedang cuti dulu … he he he …
duh, saya jarang shalat tahiyat masjid
hi hi hi …
semangat … he he he …
aaaaaaaakkkk… fajar biasanya salaman duluuuu… sambil buru2 bilang sik ya.. sholat dulu.. ngubrulnya ntar.. qeqeqeqe
se se se … atau sik sik sik?
biasanya yang terdengar itu, “Se se se …”
*malah nanya … he he he …
iyaa kedengernya emang se se se gitu
tapi cara nulis jawa aslinya “sik”
hehehe
dari kata “dhisik”
qiqiqi =D
dhisik itu artinya apa?
*malah nanya … he he he …
eh, lupa jawab..
dhisik tu.. mm. duluan..
aku pulang dhisik.. aku pulang duluan
tapi kalo sik, dulu
hehehe..
aku sholat dulu ya.. aku sholat sik ya..
trus kalo fajar bilang
sik, bentar… ya artinya kurang lebih.. tunggu, bentaaar.. hihihi
=D
pusing ga nanggung.. wekekek
berarti tergantung konteks-nya, ya … he he he …
ini kenapa malah pada bahas BB.. =))))
BB itu bakar-bakar …
bakar ayam, bakar kambing, dan lain-lain … he he he …
itu masuk tanda2 kiamat yaaaaaaaa… huuufffffffffff…
*ngeeeeeeeriii
iya, memang ada hadits-haditsnya …
di antara sekian banyak tanda-tanda kiamat … he he he …
kenapa ga nyadar ya.. padahal berkali2 baca tentang hadits orang yang buruk shalatnya ntu. tapi ga kepikiran kalo itu shalat tahiyatul masjid..
hwoooh
meskipun tidak disebutkan di situ bahwa itu adalah shalat tahiyah masjid, namun memang sepertinya sudah merupakan sunnah yang dimaklumi bahwa memasuki masjid itu shalat dulu … wallahu a’lamu …
Baru baca bagian notenyah, inet lg eror euy.
inetnya ngadat, ya?
mungkin jaringannya macet total … he he he …
Sudah bener sekarang inetnya.
1. Apakah setiap kali bertemu seseorang kita dianjurkan mengucapkan salam? (orang pada hadis di atas mengucapkan salam saat dua kali menemui nabi shalallahu alaihi wa salam)
2. Tukmaninah beda ya dengan tumakninah?
3. Apa maksud dari “membaguskan wudhu”? Apakah tidak terburu-buru dalam berwudhu’ ataukah melebihkan air dari anggota wudhu demi kehati-hatian? (teringat zaman sekolah nemu hadis tentang memanjangkan anggota wudhu di buku bulughul maram)
1. iya, Novi … kita dianjurkan mengucapkan salam setiap kali bertemu meskipun setelah terhalang oleh dinding atau tembok sebagaimana hadits berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ” إذا لقي أحدكم أخاه فليسلم عليه فإن حالت بينهما شجرة أو جدار أو حجر ثم لقيه فليسلم عليه “. (رواه أبو داود؛ السلسلة الصحيحة ١٨٦)
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Jika salah seorang dari kalian bertemu dengan saudaranya, maka ucapkanlah salam kepadanya. Jika setelah ucap salam itu keduanya lantas terhalang oleh pohon atau dinding atau batu lalu bertemu lagi, maka ucapkanlah salam kembali kepadanya.” (HR. Abu Dawud; as-Silsilah ash-Shahihah 186)
2. sepertinya yang lebih tepat memang tumakninah … he he he … -itu salah saya di atas …
3. membaguskan wudu itu menyempurnakan wudu sampai tidak ada anggota wudu yang terlewat basuhan meskipun sedikit … wallahu a’lamu …
1. Waaahhh… ternyata ada hadisnya, begitu, ya. Jazakallah khairan.
2. Jiaaahhhh… tumben kang hendra keliru naro huruf =)
3. Manggut-manggut…
iya, keliru mengetik …
dan memang di KBBI tidak ada keduanya itu, baik tukmaninah maupun tumakninah … he he he …
iya, ya enggak ada. Tapi pernah baca di buku malah tulisannya tuma’ninah.
itu lebih tepat lagi kayaknya … he he he …
=))
he he he …
lama amat kagak ada postingan di mari.. lumutan ntar ni blog..qeqe
ha ha ha … iya, juga ya …
wah, jangan sampai lumutan, ah …
*belum ada postingan baru … he he he …
ada ini ni bang.. bagus
http://muslim.or.id/info-dauroh-dan-kajian/dauroh-ilmiyah-dan-pelatihan-bahasa-arab-pp-madinatul-quran-bogor-9-juni-27-juli-2013.html
sayang cuma buat ikhwan.. heuu
wah keren, ya …
jauh di bogor … he he he …